Selasa, 29 April 2014

Sabar adalah kunci hidup

 semua manusia pernah marah. termasuk yang baca dan ane, kalo udah marah.  beeeeehhhh pengen tak sobek-sobek tu korban.haha nah ketika emosi dan marah kita menjadi-jadi ,disitu pula datang kata "Sabar Akhi"

"kalo kaya gini udah keterlaluan,masa harus sabar, sabarkan ada batasnya ?"

kata tersebut sering kita denger, namun apakah betul sabar itu ada batasannya. jika seandainya betul, kapan batasan sabar? hmm,, entahlaah. ato mungkin disaat kita tidak bisa lagi bersabar walaupun itu hanya masalah sepele? bukankah kata ibnul qoyyim hanya orang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas. nah pahala bersabar aja ngga ada batasnya masa bersabar ada batasnya. kan ngga mungkin juga keles.


bersabar itu tidak harus ketika marah, apapun yang kita lakukan dan kerjakan disitu pula "sabar" menemani kita.  disaat kuliah misalnya, harus sabar mendengarkan ceramah pak dosen dan melawan ngantuk, apalagi kalo nada dosennya datar buangeetzz beh rasanya pengen bawa kasur ke kelas sambil tidur.wkwkk ,  ngerjain tugas kuliah ato sekolah kalo gak sabar ngerjainnya. tugas gak bakal selesai-selesai.haha. sampai mandi pun harus sabar biar badannya bersih dan gak keburu2,hahahaaha

memiliki sifat "penyabar" tidak seberti membeli gorengan, kasih uang langsung dapat gorenga,hahaha jadi pengen makan gorengan nih.haha
anak kecil yang sedang belajar berjalan pasti ada yang namananya proses jatuh bangun. setelah menikmati proses tersebut akhirnya anak tersebut dengan senyuman polosnya bisa berjalan menemui ibunya yang lagi memasak di dapur, menemui ayahnya lagi lagi baca koran di ruang tamu, atau bahkan menenui kakanya yang lagi belajar di ruang belajar.

jadi, sabar membutuhkan proses dan penyabar harus kita miliki. jika kita bisa memalui proses tersebut maka kita akan menjadi orang yang "penyabar" beeehhh adem banget dengernya cuy.haha
sabar harus ada dalam diri kita,kenapa ? saya akan berikan alasan irasionalnya, apakah nabi nabi Muhammad penyabar? ketika Nabi Muhammad diuji dengan berbagai macam ujian,apakah nabi marah dan memaki para mad'u (objek dakwah) atau malah bersabar dan mendoakan mereka agar mendapat hidayah?  panutan kita siapa? Nabi kita siapa ? Bukankah kita harus meniru panutan kita? pikirin ya mas bro

jika seorang perempuan remaji lagi ngefens berat sama seseorang, maka perempuan tersebut kemungkinan besar akan meniru orang tersebut baik dalam cara berpakaian, makanan, tingkah laku, kebiasaan, ato bahkan maksiatnya pun di tiru.muke gile kan?

kalau kita pengen selamat, gaya hidup ala Nabi Muhammad adalah pilihan terbaik cuy dan "penyabar adalah sifat yang dimiliki Nabi

"Muslim + Mengaplikasikan Ilmu x  (proses) = Penyabar"









Tidak ada komentar:

Posting Komentar